sebagai ruh yang dingin; sebagai suluh yang hampir padam; sebagai angin bertiup risau;
sebagai darah bergairah; atau sebagai hujan brengsek yang akan mengusutkan tepi gaunmu?
atau tidak sebagai siapa-siapa. ibarat pada sebuah perjalanan sebentar yang hambar.
kita hanya teman perjalanan, katamu. di antara orang-orang tersesat, berlalu-lalang
kita termasuk bagian diri yang sempat bertemu, berjabat tangan,
dalam hati yang pahit kita pun akhirnya menutup perjumpaan
dari kejauhan kita lihat rekaman tangan kita terkulai mengayuh lambaian.
2018
*Sumber: Kompas, 30 Maret 2019
Mengenal Zelfani Wimra
*Sumber: Kompas, 30 Maret 2019
Mengenal Zelfani Wimra
Advertisement